1. Letak Geografis dan Luas Danau
Danau Batur termasuk jenis danau kaldera aktif yang berada pada ketinggian 1.050 meter diatas permukaan laut (dpl). Secara geografis, Danau Batur terletak pada posisi 115o 22'42,3" – 115o 25'33,0" Bujur Timur dan 8o 13' 24,0" – 8o 17'13,3" Lintang Selatan. Luas permukaan air danau adalah 16,05 km2, dengan volume air 815,38 juta m3 dan kedalaman rata-rata 50,8 m. Air Danau Batur bersumber dari air hujan dan rembesan-rembesan air dari pegunungan sekitarnya dengan luas daerah tangkapan 105,35 km2 (Umber : Bapedalda Provinsi Bali, 2004).
Panjang garis pesisir (shoreline) Danau Batur kurang lebih 21,4 km yang dikelilingi oleh lahan dengan dua topografi yang berbeda, yaitu di bagian barat merupakan dataran rendah yang bergelombang sampai gunung (Gunung Batur dengan ketinggian 1.717 meter dpl) dan di bagian utara, timur dan selatan merupakan daerah perbukitan terjal sampai gunung (Gunung Abang dengan ketinggian 2.172 meter dpl). Sebagai suatu sistem sumberdaya air, perairan Danau Batur mengandung potensi sumberdaya hayati dan non hayati yang belum terdata dan terinventarisasi secara memadai dalam rangka pendayagunaan bagi pengembangan aktivitas pertanian dan perikanan perairan umum. Pengembangan pertanian dan perikanan Danau Batur mempunyai arti yang strategis dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar danau, pelestarian keanekaragaman hayati danau dan pengembangan pariwisata.
2. Iklim
Daerah sekitar Danau Batur, dipengaruhi oleh iklim tropis dengan dua musim yaitu musim penghujan yang ditandai dengan berhembusnya angin ?Monsoon Barat? dan musim Kemarau yang dipengaruhi oleh angin ?Monsoon Timur. Rata-rat kecepatan angin harian tiap tahunnya adalah 0,62 m/detik.
3. Curah Hujan
Musim penghujan dimulai dari bulan Desember sampai dengan bulan Mei. Hujan total tahunan rata-rata 1.838,60 mm. Curah hujan bulan Desember 2010 di daerah Kintamani >
500 mm.
4. Suhu dan Kelembaban Udara
Kondisi suhu perairan Danau Batur berkisar 22,8 - 26,60oC dan Kelembaban relatif rata- rata tahunannya adalah 87,67 %.
5. Hidrologi
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfir kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air danau dan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut yang berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan. Air Danau Batur bersumber dari air hujan dan rembesan-rembesan air dari pegunungan
6. Topografi dan Tata Guna Lahan
a. Topografi
Danau Batur terletak antara 1.000 m diatas permukaan air laut. Topografinya bergelombang sampai bergunung, dengan fisiografi kawasan tergolong lembah kaldera dan vulkan. Kemiringan lerengnya sebagian besar tergolong agak curam sampai sangat curam. Lereng yang datar dengan kecuraman kurang dari 3% (0-3%) hanya terdapat di sekitar Danau Batur (Desa Kedisan dan Buahan), selebihnya adalah lereng yang agak miring/bergelombang (8-15%), miring dan berbukit (15-30%), agak curam (30-45%) dan sangat curam (>65%).
Di bagian Barat Danau Batur merupakan dataran rendah yang bergelombang sampai gunung (Gunung Batur dengan ketinggian 1,717 meter dpl) dan di bagian Utara, Timur dan Selatan merupakan daerah perbukitan yang terjal sampai ke gunung (Gunung Abang dengan ketinggian 2.172 meter dpl). Sedangkan berdasarkan ketinggian dari permukaan air laut, Danau Batur terletak antara 1000 m diatas permukaan laut dan dataran tertinggi terletak antara 3000-4000m diatas permukaan air laut.
b.Tata Guna Lahan
Luas lahan di sekitar Danau Batur tahun 2007 seluas 11.787 ha, yang penggunaanya untuk :
- Tegalan : 5816,5 ha (49,35 %), untuk budidaya tanaman sayur-sayuran dan tanaman pangan).
- Perkebunan : 540,7 ha (4,59%), antara tahun 1997-2007 terjadi peningkatan penggunaan lahan untuk perkebunan lahan untuk perkebunan mencapai 18,55%.
- Hutan rakyat : 634,5 ha (5,38%) antara tahun 1997-2007 terjadi peningkatan penggunaan luas hutan rakyat mencapai 11,94%.
- Pekarangan : 261,4 ha (2,22%) antara tahun 1997-2007 terjadi peningkatan penggunaan lahan untuk pekarangan mencapai 89,66%.
- Hutan negara ; 3281,7 ha (27,84), hutan lindung dan taman wisata alam.
- Lain-lain : 1.251,9 (10,62%), lahan kritis bekas letusan Gunung Batur.
- Dibaca: 17669 Pengunjung